KRSBI - Latar Belakang


Kontes Robot Sepak Bola Indonesia (KRSBI) tahun 2013 ini adalah nama baru bagi Kontes Robot Cerdas Indonesia (KRCI) Robo Soccer Humanoid League (RSHL) tahun 2012 yang diselenggarakan sejak tahun 2009 dengan nama awal KRCI Expert Battle. KRSBI merupakan kontes robot sepak bola nasional yang sekaligus menjadi ajang kualifikasi nasional untuk mewakili Indonesia dalam RoboCup yang merupakan kompetisi robot sepakbola resmi tingkat dunia di bawah organisasi RoboCup (http://www.robocup.org), seperti organisasi FIFA dalam kejuaraan dunia sepakbola manusia.
Kontes robot nasional divisi sepak bola ini adalah salah satu program kreatifitas mahasiswa yang sangat strategis yang ke depannya didesain untuk dapat menjadi unggulan obyek penelitian dan edukasi rekayasa robotika tingkat dunia dengan kiblat langsung kepada komunitas yang sama di seluruh dunia. Divisi ini lahir di tahun  2009 dengan tema awal mirip robot pemadam api namun berhadap-hadapan untuk berebut memadamkan api.
Pada tahun 2010, yaitu tahun ke-2 nama divisinya disederhanakan menjadi KRCI Divisi Battle dengan tingkat kesulitan yang lebih tinggi, yaitu pengenalan obyek. Temanya menghendaki robot memiliki kemampuan pengenalan citra (image) melalui kamera karena obyek yang diperebutkan adalah bola-bola berwarna tertentu yang diletakkan di tempat-tempat tertentu. Hal ini sebagai persiapan untuk secara total divisi ini berafiliasi ke RoboCup divisi Kid Size Humanoid League Robo Soccer.
Melihat kemujuan teknik seluruh tim peserta nasional di tahun 2010 yang meningkat pesat maka tahun 2011 dianggap sebagai saat yang tepat untuk mengusung tema kontes robot sepakbola seperti di RoboCup meskipun topik yang diambil pada tahun itu adalah kelas challenge dengan obyek bola lebih dari satu. Dengan tema ini robot harus dapat mengenali bola menggunakan kamera dan goal atau gawangnya sendiri agar tidak salah memasukkan bola. Baru pada tahun 2012 tema utama seperti yang digelar di RoboCup diterapkan penuh, yaitu dua tim dengan maksimal masing-masing 3 robot saling berhadapan seperti pada permainan sepakbola yang sesungguhnya. 
Dari hasil evaluasi penyelenggaraan kontes selama empat tahun pada divisi ini dan diselaraskan dengan arahan Kemendikbud agar kualitasnya dapat makin mendunia
maka sejak tahun 2012 divisi ini disepakati oleh Dewan Juri Nasional kontes robot di Indonesia untuk dikembangkan tingkat kesulitannya dengan mengadopsi tema utama dalam divisi Humanoid league – Robo Soccer di kontes internasional RoboCup yang diselenggarakan berturut-turut pada tahun 2011 di Turki, 2012 di Mexico dan 2013 rencananya digelar di Eindhoven Belanda. Pada tahun 2012 Indonesia mengirim wakilnya ke RoboCup 2012 di Mexico dan berhasil menempatkan timnya - EROS dari PENS yang menjadi juara nasional tahun 2011 - hingga babak 16 besar dan berada di urutan ke-12.
Sesuai dengan namanya: humanoid league, maka dalam divisi ini peserta diharuskan membuat robot humanoid, robot mirip manusia dengan tinggi antara 30 hingga 60 cm yang dapat bermain sepakbola seperti pada pertandingan sepakbola yang sangat populer di masyarakat. Hal ini sesuai dengan arahan kebijakan pemerintah melalui Direktorat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (Dit Litabmas) Sub Direktorat Kreatifitas dan Pengabdian kepada Masyarakat (KPM) - DIKTI KEMDIKBUD - untuk makin banyak mengirim pemenang dan hasil-hasil kontes robot di tingkat nasional ke tingkat internasional. Tujuannya adalah agar mahasiswa Indonesia makin terpacu untuk berkarya dan berprestasi di tingkat dunia melalui ajang kreatifitas kontes robot.
Harapan lebih jauh ke depan, sesuai dengan cita-cita organisasi ROBOCUP internasional (http://www.robocup2010.org, http://www.robocup2011.org atau http://www.robocup2012.org ), yaitu bahwa pada tahun 2050 organisasi ini mampu mencetak tim sepakbola robot yang mampu melawan tim juara dunia sepakbola, maka mahasiswa Indonesia peminat robotika sudah seyogyanya turut andil aktif sebagai peneliti, bukan hanya menjadi penonton. Dampak positif secara nasional mahasiswa dapat makin terpacu untuk berkreasi mengikuti perkembangan dunia robotika yang secara tidak langsung juga akan meningkatkan pemahaman dan penguasaan iptek dan aplikasi robotika dalam dunia industri masa depan.